Skip to main content

Hujan.. yang Membuatku Terjebak di Hatinya..

Hujan itu adalah hujan milik bulan Januari.
Butir-butirnya kecil, tetapi jatuh di tanah pegunungan secara tak beraturan.

Refleks, tubuhku menggigil dan tanganku membeku. Udara dataran tinggi yang memang sudah tak wajar itu, ditambah dengan nuansa hujan yang jatuh perlahan, membuat tubuhku tak dapat menahannya.

Dan dia ada disana. 
Dia melihatku kedinginan. Dia memperhatikan tanganku yang berusaha mencari tempat persembunyian. Dia mendapati bibirku yang seolah kesulitan lagi untuk berkata-kata.


Lalu dengan langkah ragu, dan segala tingkah malu-malunya itu, dia memberikan jaket yang dipakainya, dan menyuruhku untuk memakainya, bahkan tanpa seucap katapun dia berhasil melakukannya. Hanya matanyalah yang berbicara. 

Sisa perjalanan kemudian aku habiskan bersamanya. Dengan jaket yang menghangatkanku.

Tanpa dia sadari mungkin, hujan itu, yang membuatku terjebak di hatinya.

Sekarang juga hujan. Tapi hujan ini milik bulan Oktober. Butir-butirnya berbeda. Bau tanahnya pun lain. Dan tentu, aku pun sudah tak sama  lagi. Aku tak lagi terjebak di hatinya.


Comments

Popular posts from this blog

Introvert?

Udah lama gue pengen nulis disini, tapi selalu terhalang oleh berbagai hal. Dan akhirnya sore ini, gue menyempatkan diri untuk nulis disini (btw gue masih diem di meja kerja nih, padahal yang lain udah pulang dari beberapa jam yang lalu). Guys, akhir-akhir ini gue makin menyadari kalau gue itu orangnya introvert. Oke, ini emang random banget gue ngebahas hal ini, tapi gimana ya gue lagi pengen aja ngebahas ini.  Udah cukup lama gue baca perbedaan antara orang yang introvert dan ekstrovert, dan semakin banyak gue baca semakin gue sadar kalau gue itu emang introvert. Terus apa masalahnya? Hmm, sebenernya ngga apa-apa sih, cuma kadang ngga banyak orang yang bisa memahami gue.

Isu dan Permasalahan Remaja serta Implikasinya dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A.   LATAR BELAKANG Remaja seringkali dianggap sebagai kelompok yang “aneh”, karena dalam kehidupannya kelompok ini sering menganut kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berbeda atau bertentangan dengan kaidah-kaidah dan nilai yang dianut oleh orang dewasa terutama orang tuanya.  Dilihat dari demensi usia dan perkembangannya, nampak bahwa kelompok ini tergolong pada kelompok “tradisional” (masa peralihan) dalam pengertian remaja merupakan decade yang bersifat sementara yaitu rentang waktu antara usia anak-anak dengan usia dewasa, sehingga bisa dipahami bahwa pada setiap periode transisi selalu ada gejolak dan badai yang menyertai perubahan.  Dan masa transisi ini pulalah yang mengakibatkan remaja setelah mengalami gejolak dalam mencari identitasnya, meskipun gejolak pada setiap remaja memiliki kuantitas dan kualitas yang berbeda. Perkembangan kepribadian seseorang termasuk remaja merupakan hasil hubungan dan pengaruh timbal balik secara terus me...

TEORI PEMECAHAN MASALAH POLYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Sekilas Tentang Kehidupan George Polya (Bapak Problem Solving) Polya layak disebut matematikawan paling berpengaruh pada abad 20. Riset mendasar yang dilakukan pada bidang analisis kompleks, fisika matematikal, teori probabilitas, geometri dan kombinatorik banyak memberi sumbangsih bagi perkembangan matematika. Sebagai seorang guru yang piawai, minat mengajar dan antusiasme tinggi tidak pernah hilang sampai akhir hayatnya. Semasa di Zurich-pun, karya-karya di bidang matematika sangat beragam dan produktif. Tahun 1918, mengarang makalah tentang deret, teori bilangan, sistem voting dan kombinatorik. Tahun berikutnya, menambah dengan topik-topik seperti astronomi dan probabilitas. Meskipun pikiran sepenuhnya ditumpahkan untuk topik-topik di atas, namun Polya mampu membuat hasil mengesankan pada fungsi-fungsi integral. Tahun 1933, Polya kembali mendapatkan Rockefeller Fellowship dan kali ini dia pergi ke Princeton. Saat di Amerika, Polya diundang oleh Blichfeldt untuk mengunjung...