Skip to main content

Membuat Briket


Minyak tanah masih merupakan energi utama yang digunakan oleh masyarakat tingkat bawah juga bagi industri kecil. Meningkatnya harga bahan bakar dunia berdampak pula pada perkembangan harga bahan bakar dalam negeri, termasuk minyak tanah. Selama ini, pemerintah selalu memberikan subsidi terhadap harga minyak tanah. Namun seiring dengan terus meningkatnya harga minyak tanah tersebut, maka beban pemerintah menjadi semakin besar. Pada tahun 2005 beban subsidi pemerintah untuk bahan bakar minyak mencapai Rp. 49 triliun, meningkat menjadi Rp. 59 triliun pada tahun 2006.

Untuk minyak tanah rumah tangga dan industri kecil, pemerintah masih mensubsidi sebesar 65 persen dari harga pasar dunia yang mencapai Rp.5.747,96 per liter. Dengan subsidi ini, harga minyak tanah untuk rumah tangga dan industri kecil menjadi Rp 2.000 per liter. Kebutuhan minyak tanah per tahun rata-rata mencapai 10 juta kilo liter, pemerintah telah menanggung subsidi minyak tanah sekitar Rp. 37,47 triliun. Untuk mengurangi subsidi, pemerintah akan menggalakan penggunaan energi alternatif.

Selain itu, kayu yang pada awal perkembangannya merupakan sumber bahan bakar yang paling banyak dipakai karena mudah didapat dan sederhana penggunaannya, dewasa ini persediaannya mulai berkurang. Untuk itu diperlukan alternatif penggantiannya, dan salah satunya adalah pembuatan biobriket. Dalam upaya pemanfaatan limbah serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi, oleh karena itu rantai pelepasan energi dimaksud diperpanjang dengan cara memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan biobriket.




MANFAAT BRIKET
Dengan penggunaan briket sebagai bahan bakar maka kita dapat menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan. Selain itu penggunaan briket dapat menghemat pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau gas elpiji.Dengan memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket maka akan menningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi pencemaran udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu yang ada hanya dibakar begitu saja.Manfaat lainnya adalah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan briket arang ini dikelola dengan baik untuk selanjutnya briket dijual.Bahan pembuatan briket mudah didapatkan disekitar kita berupa serbuk kayu gergajian. 

MEMBUAT ADONAN BRIKET

1.       Limbah Kertas

a.       Limbah kertas direndam selama paling sedikit 8 jam, fungsinya untuk melunakkan kertas agar mudah hancur atau halus (kebutuhan bahan sesuai dengan perbandingan).

b.      Masukkan ke dalam blender (berikut airnya) dan blender hingga halus (jangan terlalu halus).

c.       Peras bubur kertas hingga kandungan air sangat minim.

2.       Limbah Daun Kering

a.       Daun kering dijemur agar diperoleh kondisi daun yang benar-benar kering.

b.      Daun kering ditumbuk hingga hancur/halus (kebutuhan bahan sesuai dengan perbandingan).

c.       Ayak tumbukan daun kering agar diperoleh ukuran yang merata.

3.       Limbah Sekam Padi atau Serbuk Gergaji

a.       Sekam padi atau serbuk gergaji dijemur hingga kering.

b.      Ditumbuk hingga hancur/halus (kebutuhan bahan sesuai dengan perbandingan).

c.       Ayak tumbukan sekam padi atau serbuk gergaji agar diperoleh ukuran yang merata.

4.       Kanji

a.       Larutkan kanji ke dalam air (ukuran air disesuaikan).

b.      Panaskan larutan kanji tersebut hingga mengental dan menyerupai lem.

5.       Campurkan point 1 s/d 4 hingga merata

6.       Cetak campuran tersebut ke dalam cetakan




MEMBUAT BRIKET

1.       Isi cetakan briket dengan adonan briket hingga penuh.

2.       Tekan/padatkan adonan briket tersebut sepadat-padatnya.

3.       Keluarkan briket basah dari cetakan.

4.       Jemur hingga kering (memerlukan waktu 2-4 hari, tergantung pada panasnya sinar matahari)




Comments

Popular posts from this blog

Isu dan Permasalahan Remaja serta Implikasinya dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A.   LATAR BELAKANG Remaja seringkali dianggap sebagai kelompok yang “aneh”, karena dalam kehidupannya kelompok ini sering menganut kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berbeda atau bertentangan dengan kaidah-kaidah dan nilai yang dianut oleh orang dewasa terutama orang tuanya.  Dilihat dari demensi usia dan perkembangannya, nampak bahwa kelompok ini tergolong pada kelompok “tradisional” (masa peralihan) dalam pengertian remaja merupakan decade yang bersifat sementara yaitu rentang waktu antara usia anak-anak dengan usia dewasa, sehingga bisa dipahami bahwa pada setiap periode transisi selalu ada gejolak dan badai yang menyertai perubahan.  Dan masa transisi ini pulalah yang mengakibatkan remaja setelah mengalami gejolak dalam mencari identitasnya, meskipun gejolak pada setiap remaja memiliki kuantitas dan kualitas yang berbeda. Perkembangan kepribadian seseorang termasuk remaja merupakan hasil hubungan dan pengaruh timbal balik secara terus menerus antara p

Contoh Makalah Global Warming

BAB I PENDAHULUAN 1.1    Latar Belakang Masalah Pemanasan global adalah naiknya suhu permukaan bumi sebagai akibat naiknya intensitas Efek Rumah Kaca(ERK).  Akibat adanya ERK tersebut, suhu di permukaan bumi naik.  Pengaruhnya, suhu bumi menjadi nyaman bagi kehidupan manusia.  Maka, seandainya tidak ada ERK, suhu rata – rata bumi akan – 18⁰C.  Suhu itu terlalu dingin bagi kehidupan manusia.  Dengan adanya ERK, suhu rata – rata bumi menjadi 34⁰C lebih tinggi, yaitu menjadi 15⁰C.  Jadi, ERK membuat suhu bumi sesuai dengan kehidupan manusia. Namun, dengan adanya  revolusi industry di negara – negara maju pada pertengahan tahun 1880-an, telah meningkatkan penggunaan sumber energy berasal dari bahan bakar fosil (BBF), seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, sehingga menghasilkan berbagai emisi ke udara.  Maka terjadi peningkatan emisi GRK dari karbondioksida (CO 2 ), metana (CH 4 ) dan nitrous oksida (N 2 O) yang tajam.  Akibatnya, atmosfer bumi diselimuti gas rumah kaca t

PEMERINTAHAN GUSDUR DAN TRANSISI DEMOKRASI DI INDONESIA

Pendahuluan Sangat luar biasa perhelatan politik di Indonesia, ketika dihadapkan pada suksesi kepemimpinan. Sejak berdirinya republik tahun 1945 sampai saat ini, terhitung lamanya kemerdekaan sudah mencapai 57 tahun, bila dirata-ratakan priodisasi pemerintahan selam lima tahun, maka menurut logika sehat akan terjadi suksesi kepemimpinan dengan melahirkan minimalnya 11 pemimpin nasional alias presiden. Namun pada tataran relitas sungguh sangat ironis, selama kurun waktu 54 tahun bangsa yang besar ini hanya dipimpin oleh 2 orang presiden. Presiden yang pertama medapat julukan the founding father dengan memimpin bangsa selama 22 tahun dan presiden kedua yang mendapat anugran bapak pembangunan yang memimpin bangsa selama 32 tahun. Sisa priodisasi kepemimpinan nasional selama 3 tahun terakhir dilakukan tiga kali suksesi kepemimpinan, dengan melahirkan 3 orang presiden. Kondisi semacam ini mencerminkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki karakter tersendiri dalam mengur