BERITA 1
BERITA 2
Senin, 15/02/2010 18:25 WIB
Mabes Polri Tahan 2 Tersangka Baru Terkait Pembobolan ATM
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews
BERITA 3
BERITA 5
Selasa,
23/02/2010 16:29 WIB
Cegah Cyber Crime, Polri Gandeng Facebook dkk
Didit Tri Kertapati - detikNews
Cegah Cyber Crime, Polri Gandeng Facebook dkk
Didit Tri Kertapati - detikNews
Cegah Cyber Crime,
Polri Gandeng Facebook dkk
Jakarta
- Maraknya kasus pembobolan ATM menggunakan teknologi informasi membuat Polri
berbenah. Perusahaan penyedia jasa teknologi informasi pun digandeng untuk
mencegah kasus cyber crime.
"Kesiapan Polri dalam rangka mengantisipasi maraknya aneka kejahatan cyber crime antara lain dengan kerjasama degan perusahaan information technology, seperti Microsoft, Google, Facebook dan Yahoo," ujar Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri.
Hal ini disampaikan Kapolri dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (23/2/2010).
Polri juga menjalin kerjasama dengan institusi pemerintahan terkait. "Membangun kerjasama sinergis dengan pihak terkait seperti Depkominfo, provider pengusaha warnet dan akademisi," jelas jenderal bintang empat tersebut.
Polri juga membagun kerjasama dengan instiusi kepolisian diluar negeri serta memanfaatkan jalur yang bisa mengembalikan buronan polri yang berada di luar negeri.
"Memanfaatkan ekstradisi dan mutual legal assistance terkait dengan pelaku dan asetnya di luar negeri," tandas pria kelahiran Bogor tersebut.
(ddt/nrl)
"Kesiapan Polri dalam rangka mengantisipasi maraknya aneka kejahatan cyber crime antara lain dengan kerjasama degan perusahaan information technology, seperti Microsoft, Google, Facebook dan Yahoo," ujar Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri.
Hal ini disampaikan Kapolri dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (23/2/2010).
Polri juga menjalin kerjasama dengan institusi pemerintahan terkait. "Membangun kerjasama sinergis dengan pihak terkait seperti Depkominfo, provider pengusaha warnet dan akademisi," jelas jenderal bintang empat tersebut.
Polri juga membagun kerjasama dengan instiusi kepolisian diluar negeri serta memanfaatkan jalur yang bisa mengembalikan buronan polri yang berada di luar negeri.
"Memanfaatkan ekstradisi dan mutual legal assistance terkait dengan pelaku dan asetnya di luar negeri," tandas pria kelahiran Bogor tersebut.
(ddt/nrl)
BERITA 2
Senin, 15/02/2010 18:25 WIB
Mabes Polri Tahan 2 Tersangka Baru Terkait Pembobolan ATM
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews
Mabes Polri Tahan 2 Tersangka Baru
Terkait Pembobolan ATM
Jakarta
- Mabes Polri menahan 2 tersangka baru terkait kasus pembobolan ATM pada
beberapa bank di Jakarta dan Bali. Mereka yang berasal dari kalangan luar bank
tersebut bertugas memasang skimmer dan membuat kartu kredit palsu.
"Mabes menahan 2 tersangka baru untuk kasus di Bali dan sekitarnya yaitu Agus Black Sweet, untuk kasus di Jakarta ditangkap Hasan Gunawan alias Yulius Ardan alias Anton," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (15/2/2010).
Dikatakan Edward, tersangka Agus yang ditangkap di Tuban, Jawa Timur, pada 8 Februari 2010, bertugas sebagai pemasang skimmer dan penarik uang di mesin ATM. Sedangkan tersangka Hasan yang ditangkap pada 6 Februari 2010, berperan sebagai pembuat kartu kredit palsu.
Dari tangan Agus, polisi berhasil menyita beberapa barang bukti, seperti mesin laminating kartu, mesin hot stamping, mesin card maker untuk membuat kartu palsu, mesin inprinter untuk mencetak kartu palsu, mesin magnetik reader, plat baja, laptop, alat untuk membuat kamera tersembunyi, dan sejumlah uang dari tersangka.
Edward memaparkan, dari total 45 tersangka, pihak kepolisian berhasil menangkap 36 orang. Sedangkan 9 orang lainnya masih dalam pengejaran, yaitu Henry, Siswanto, Marinov, Agus Suwondo Al Black Pit, Willy, Tendy Chandra, Yosep Chandra, Ronald, dan Pandu.
"Dari 9 DPO, ada 4 orang terindikasi berada di luar negeri," tuturnya.
(nvc/gah)
"Mabes menahan 2 tersangka baru untuk kasus di Bali dan sekitarnya yaitu Agus Black Sweet, untuk kasus di Jakarta ditangkap Hasan Gunawan alias Yulius Ardan alias Anton," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (15/2/2010).
Dikatakan Edward, tersangka Agus yang ditangkap di Tuban, Jawa Timur, pada 8 Februari 2010, bertugas sebagai pemasang skimmer dan penarik uang di mesin ATM. Sedangkan tersangka Hasan yang ditangkap pada 6 Februari 2010, berperan sebagai pembuat kartu kredit palsu.
Dari tangan Agus, polisi berhasil menyita beberapa barang bukti, seperti mesin laminating kartu, mesin hot stamping, mesin card maker untuk membuat kartu palsu, mesin inprinter untuk mencetak kartu palsu, mesin magnetik reader, plat baja, laptop, alat untuk membuat kamera tersembunyi, dan sejumlah uang dari tersangka.
Edward memaparkan, dari total 45 tersangka, pihak kepolisian berhasil menangkap 36 orang. Sedangkan 9 orang lainnya masih dalam pengejaran, yaitu Henry, Siswanto, Marinov, Agus Suwondo Al Black Pit, Willy, Tendy Chandra, Yosep Chandra, Ronald, dan Pandu.
"Dari 9 DPO, ada 4 orang terindikasi berada di luar negeri," tuturnya.
(nvc/gah)
BERITA 3
Rabu,
10/02/2010 23:37 WIB
Rekonstruksi Pembobolan ATM Ricuh
E Mei Amelia R - detikNews
Rekonstruksi Pembobolan ATM Ricuh
E Mei Amelia R - detikNews
Rekonstruksi Pembobolan ATM Ricuh
Jakarta
- Rekonstruksi pembobolan ATM modus konvensional di lantai 5 Pasar Pagi,
Jakarta Barat berakhir ricuh. Kericuhan terjadi antara penyidik dan petugas
sekuriti ISS Pasar Pagi, Jakarta Barat.
Awalnya, rekonstruksi yang dimulai pukul 17.30 WIB itu berlangsung aman. Situasi di mal itu pun sudah sepi dari pengunjung. Bahkan toko-toko di lantai 5 sudah tutup dan ATM BCA pun sudah offline.
Namun setelah proses rekonstruksi selesai, tiba-tiba Supervisor ISS, Alimudin datang dan mempersulit proses rekonstruksi. Alimudin merasa keberatan karena pihak polisi dan bank BCA, menurutnya tidak memberitahukan ke pihak pengelola gedung terlebih dahulu.
"Seharusnya bapak kasih tahu ke kita dong, ke pengelola. Bagaimana kalau ketahuan media?" kata Alimudin dengan nada tinggi kepada anggota Identifikasi Polda, di lokasi, Rabu (10/2/2010).
Padahal, penyidik sudah menginformasikan hal tersebut ke Sunardi. Namun, rupanya Sunardi salah menginformasikan hal itu ke Alimudin.
"Kalau terjadi sesuatu di sini kan itu tanggung jawab kami pak," kata Alimudin masih dengan nada yang meninggi.
Danang kemudian mencoba menengahi percekcokan itu dan meminta maaf.
"Kalau bapak merasa sebagai petugas pengamanan, kenapa bisa ATM di sini bisa kecolongan?" tanya AKP Danang dengan tenang.
Namun, setelah Danang menjelaskan kepentingan rekonstruksi itu, percekcokan kedua pihak baru mereda. Pihak sekuriti dan penyidik pun berdamai.
Rekonstruksi ini sedianya dilakukan oleh 5 tersangka Dedi (22), Eko (23), Badrun (22), Fuat (23) dan Risky (25). Dalam prakteknya, pelaku yang masih buron, AT, masuk ke belakang mesin ATM dengan cara mencongkel gembok pintu belakang mesin.
Sementara kelima tersangka bertugas mengintip PIN dan mengawasi ATM. Setelah ATM didapat, AT yang berada di belakang mesin ATM, keluar di saat gerai sepi.
Badrun kemudian bertugas mengambil uang melalui ATM bank yang berbeda. Satu hari, tersangka mengaku hanya melakukan satu kali aksinya itu.
"Sekali dapat juga paling ambil Rp 3 juta. Soalnya limitnya juga kan cuma Rp 5 juta sekali ambil. Habis itu, ATM nya diblokir," kata Badrun.
Sementara itu, Danang mengimbau masyarakat agar berhati-hati selama bertransaksi di ATM. "Sebisa mungkin proteksi saat memasukkan PIN," tandas Danang.
(mei/asp)
Awalnya, rekonstruksi yang dimulai pukul 17.30 WIB itu berlangsung aman. Situasi di mal itu pun sudah sepi dari pengunjung. Bahkan toko-toko di lantai 5 sudah tutup dan ATM BCA pun sudah offline.
Namun setelah proses rekonstruksi selesai, tiba-tiba Supervisor ISS, Alimudin datang dan mempersulit proses rekonstruksi. Alimudin merasa keberatan karena pihak polisi dan bank BCA, menurutnya tidak memberitahukan ke pihak pengelola gedung terlebih dahulu.
"Seharusnya bapak kasih tahu ke kita dong, ke pengelola. Bagaimana kalau ketahuan media?" kata Alimudin dengan nada tinggi kepada anggota Identifikasi Polda, di lokasi, Rabu (10/2/2010).
Padahal, penyidik sudah menginformasikan hal tersebut ke Sunardi. Namun, rupanya Sunardi salah menginformasikan hal itu ke Alimudin.
"Kalau terjadi sesuatu di sini kan itu tanggung jawab kami pak," kata Alimudin masih dengan nada yang meninggi.
Danang kemudian mencoba menengahi percekcokan itu dan meminta maaf.
"Kalau bapak merasa sebagai petugas pengamanan, kenapa bisa ATM di sini bisa kecolongan?" tanya AKP Danang dengan tenang.
Namun, setelah Danang menjelaskan kepentingan rekonstruksi itu, percekcokan kedua pihak baru mereda. Pihak sekuriti dan penyidik pun berdamai.
Rekonstruksi ini sedianya dilakukan oleh 5 tersangka Dedi (22), Eko (23), Badrun (22), Fuat (23) dan Risky (25). Dalam prakteknya, pelaku yang masih buron, AT, masuk ke belakang mesin ATM dengan cara mencongkel gembok pintu belakang mesin.
Sementara kelima tersangka bertugas mengintip PIN dan mengawasi ATM. Setelah ATM didapat, AT yang berada di belakang mesin ATM, keluar di saat gerai sepi.
Badrun kemudian bertugas mengambil uang melalui ATM bank yang berbeda. Satu hari, tersangka mengaku hanya melakukan satu kali aksinya itu.
"Sekali dapat juga paling ambil Rp 3 juta. Soalnya limitnya juga kan cuma Rp 5 juta sekali ambil. Habis itu, ATM nya diblokir," kata Badrun.
Sementara itu, Danang mengimbau masyarakat agar berhati-hati selama bertransaksi di ATM. "Sebisa mungkin proteksi saat memasukkan PIN," tandas Danang.
(mei/asp)
BERITA 4
Pembobolan
Rekening Nasabah
Polisi: Ada Dua Jaringan yang Bermain di Bali
Didit Tri Kertapati – detikNews
Polisi: Ada Dua Jaringan yang Bermain di Bali
Didit Tri Kertapati – detikNews
Polisi:
Ada Dua Jaringan yang Bermain di Bali
Jakarta
- Polisi telah menahan 37 tersangka terkait pembobolan rekening nasabah bank.
Ternyata dari beberapa pelaku, dua diantaranya merupakan pemain di Bali namun
berbeda jaringan.
"Di Bali ada dua jaringan. Satu jaringan F, satu jaringan S," ujar Direktur Krimsus Bareskrim Polri Brigjen Pol Raja Erisman di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Jumat (5/2/2010).
Menurut Erisman, F tidak bermain di ATM namun di kartu kredit. Sementara itu, S merupakan pemain ATM dengan alat skimmer.
"S pemain ATM yang beraksi sekitar satu tahun. Dia punya anggota belasan dan sudah ditangkap tujuh. Sekali menarik sampai Rp 540 juta," jelas jenderal bintang satu tersebut.
Jaringan F beranggotakan DI, YB, AS. Sedangkan S jaringannya antara lain RS dan sebelas anak buahnya.
(ddt/nik)
"Di Bali ada dua jaringan. Satu jaringan F, satu jaringan S," ujar Direktur Krimsus Bareskrim Polri Brigjen Pol Raja Erisman di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Jumat (5/2/2010).
Menurut Erisman, F tidak bermain di ATM namun di kartu kredit. Sementara itu, S merupakan pemain ATM dengan alat skimmer.
"S pemain ATM yang beraksi sekitar satu tahun. Dia punya anggota belasan dan sudah ditangkap tujuh. Sekali menarik sampai Rp 540 juta," jelas jenderal bintang satu tersebut.
Jaringan F beranggotakan DI, YB, AS. Sedangkan S jaringannya antara lain RS dan sebelas anak buahnya.
(ddt/nik)
BERITA 5
Jumat,
05/02/2010 10:51 WIB
Supervisor BCA Diciduk
Polri Usut Kaitan AS dengan Pembobolan Kartu Kredit
Didit Tri Kertapati - detikNews
Supervisor BCA Diciduk
Polri Usut Kaitan AS dengan Pembobolan Kartu Kredit
Didit Tri Kertapati - detikNews
Supervisor
BCA Diciduk
Polri Usut Kaitan AS dengan Pembobolan Kartu Kredit
Polri Usut Kaitan AS dengan Pembobolan Kartu Kredit
Jakarta - Mabes Polri
menahan satu orang supervisor Bank Central Asia (BCA) cabang Bandung berinisial
AS dalam kaitan pembobolan rekening nasabah. Polri pun mengembangkan
kemungkinan AS melakukan kejahatan serupa terhadap kartu kredit.
"Yangbersangkutan kan di card centre tentunya pembobolan bukan ATM saja tapi yang ditangani juga kartu kredit. Ini berkembang terus dan polisi masih diselidiki," ujar Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (5/2/2010).
Menurut Ito, pengungkapan keterlibatan AS dimulai saat adanya laporan nasabah. Setelah diselidiki polisi menemukan kejanggalan yang kemudian mengarah ke AS.
"Dari laporan korban dikembangkan lalu mengarah ke dia," jelas jenderal bintang tiga tersebut.
AS ditangkap Mabes Polri pada Sabtu 30 Januari lalu.
(ddt/irw)
"Yangbersangkutan kan di card centre tentunya pembobolan bukan ATM saja tapi yang ditangani juga kartu kredit. Ini berkembang terus dan polisi masih diselidiki," ujar Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (5/2/2010).
Menurut Ito, pengungkapan keterlibatan AS dimulai saat adanya laporan nasabah. Setelah diselidiki polisi menemukan kejanggalan yang kemudian mengarah ke AS.
"Dari laporan korban dikembangkan lalu mengarah ke dia," jelas jenderal bintang tiga tersebut.
AS ditangkap Mabes Polri pada Sabtu 30 Januari lalu.
(ddt/irw)
Comments
Post a Comment