Ingatanku melayang ke momen beberapa taun silam. Di suatu masa ketika aku memperhatikanmu diam-diam di balik jendela itu.
Kelas kita berbeda, tapi kau selalu melewati jendela kelasku sebelum menuju ke kelasmu. Entah apa itu, pertanda ataukah kode, atau sinyal mungkin, setiap kau melewatinya, bahkan ketika aku sedang asik memperhatikan penjelasan guru sekalipun, mataku pasti melirik ke tempat bayanganmu lewat, sekilas.
Dan seketika itu sesuatu di dadaku ini berdebar lebih cepat dari biasanya. Sesederhana itu.
Di lain waktu, di balik jendela yang sama itu pula aku pernah melihatmu duduk berdua, bersama dia. Saat itu aku hanya mampu ikut men-ciecie-kanmu bersama beberapa temanku yang lain. Tanpa mereka tau, betapa sebenarnya aku ingin segera lari dari tempat di balik jendela itu, dan menyingkir sejauh mungkin.
Tapi cerita di balik jendela belum usai. Beberapa waktu kemudian, entah karena memang sudah suratan dari-Nya, atau karena begitu kuatnya doaku yang selalu menyelipkan namamu di antaranya, kitalah yang berada di balik jendela itu, namun dari sisi yang berbeda.
Di balik jendela kelas, kita pernah mengukir cerita.
Dulu. Dulu sekali.
Comments
Post a Comment