Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2012

Kemampuan Penalaran Matematika

Penalaran merupakan terjemahan dari reasoning. Penalaran merupakan salah satu kompetensi dasar matematik disamping pemahaman, komunikasi dan pemecahan masalah. Penalaran juga merupakan proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip. Penalaran adalah proses berfikir yang dilakukan dengan satu cara untuk menarik kesimpulan. Kesimpulan yang bersifat umum dapat ditarik dari kasus-kasus yang bersifat individual. Tetapi dapat pula sebaliknya, dari hal yang bersifat individual menjadi kasus yang bersifat umum. Bernalar adalah melakukan percobaan di dalam pikiran dengan hasil pada setiap langkah dalam untaian percobaan itu telah diketahui oleh penalar dari pengalaman tersebut. Sedangkan Shurter dan Pierce penalaran didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan.

TEORI PEMECAHAN MASALAH POLYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Sekilas Tentang Kehidupan George Polya (Bapak Problem Solving) Polya layak disebut matematikawan paling berpengaruh pada abad 20. Riset mendasar yang dilakukan pada bidang analisis kompleks, fisika matematikal, teori probabilitas, geometri dan kombinatorik banyak memberi sumbangsih bagi perkembangan matematika. Sebagai seorang guru yang piawai, minat mengajar dan antusiasme tinggi tidak pernah hilang sampai akhir hayatnya. Semasa di Zurich-pun, karya-karya di bidang matematika sangat beragam dan produktif. Tahun 1918, mengarang makalah tentang deret, teori bilangan, sistem voting dan kombinatorik. Tahun berikutnya, menambah dengan topik-topik seperti astronomi dan probabilitas. Meskipun pikiran sepenuhnya ditumpahkan untuk topik-topik di atas, namun Polya mampu membuat hasil mengesankan pada fungsi-fungsi integral. Tahun 1933, Polya kembali mendapatkan Rockefeller Fellowship dan kali ini dia pergi ke Princeton. Saat di Amerika, Polya diundang oleh Blichfeldt untuk mengunjung

MENUNGGU atau BERUSAHA?

Mana yang lebih sulit, MENUNGGU dia yang kamu cintai mencintaimu atau BERUSAHA mencintai dia yang mencintaimu? Kemarin-kemarin pas lagi buka twitter, ada pertanyaan itu dari akun @pepatah.  Wah, jleb banget pertanyaannya, soalnya rada sesuai sama tulisan saya sebelum ini ya, hmm.  Pas nyoba jawab sendiri, sempet bingung jadinya.  Entahlah, rasanya keduanya sama-sama sulit.  Yang tidak sulit itu ya mencintai orang yang juga mencintai kita, betul?  Tapi, kalau memang dipaksa harus memilih, sejauh ini sih menurut pengalaman, lebih sulit buat saya untuk BERUSAHA mencintai orang yang mencintai saya.  Hmm, saya lebih suka MENUNGGU dia yang saya cintai buat mencintai saya.  Yah, begitulah.  Saya lebih suka merasakan perasaan

Hatiku Mencoba Berbalik Arah

"Nanti, ketika dia yang kamu kejar selama ini tak bisa kamu raih, akankah kamu berbalik arah pada dia yang selama ini mengejarmu? Akankah? Semudah itukah?" Kamu selalu berpikir bahwa kamulah orang yang paling menyedihkan. Kamulah orang yang paling pantas untuk dikasihani. Kamulah orang yang paling sering terabaikan . Kamu bilang, "Aku memang tidak pantas dicintai. Setiap orang yang aku cintai tidak pernah membalas perasaanku. Cintaku selalu bertepuk sebelah tangan. Menyedihkan sekali, bukan? Apa susahnya sih dia menanggapi perhatianku sedikit saja. Tidak dingin seperti itu. Apa susahnya sih mencoba untuk mencintai aku, lama-lama kan juga akan terbiasa. Memang masih kurang ya perhatian yang selama ini aku tunjukkan? Memang aku pernah membuat salah apa sampai-sampai dia membuat jarak sejauh itu? " Tapi pernahkah